Sabtu, 21 November 2009

Labbaik Allahumma Labbaik (1)

لبيك, اللهم لبيك
KUPENUHI PANGGILANMU YA ALLAH


*   HERE I AM, OH ALLAH… HERE I AM

Haj is an obligatory duty on all muslim men and women who are mature, sane and physically and financially able to perform the haj, and also financially maintain their dependents while away on pilgrimage. It is the fifth pillar of Islam that is to be performed once in a lifetime. While doing the rituals, pilgrims should keep away from all evils, sins and unjust disputes.
According to prophet Muhammad (peace be upon him). "He who perform haj for Allah's pleasure and avoids all lewdness and sins will return after haj free from all sins as he was on the day his mother gave birth to him".
The haj is a six-day event that begins on Dzul Hijjah 8 and ends on Dzul Hijjah 13. Once a muslim man or woman meets the conditions for haj, he or she should not delay performing it. An outline of the haj is as follows:
~     On Dzul Hijjah 8 (yaum at tarwiya), pilgrims will make niyah (the intention of performing haj). And, while dressed in ihram, and proceed to Mina, which is about 5 km away from Makkah. They will stay the night there and pray Dhuhr, Asr, Maghreb, Isha and fajr. All of the four rakaas of prayer will be shortened into two but not combined.
~     At sunrise the next day on Dzul Hijjah 9 (yaum Arafat), pilgrims will go to Arafat (about 9 km away from Makkah) where they will stay until sunset. Pilgrims will pray Dhuhr and Asr together, and will spend the day reciting Qur'an and in supplication.
~     At sunset, pilgrims will go to Muzdalifah where they will pray maghreb and isha together. They will remain there until Fajr prayer and collect small stones to throw at the Jamrat.
~     After Fajr the next day on Dzul hijjah 10 (yaum haj al akbar), pilgrims will return to Mina.
~     Once in Mina, the pilgrims will throw seven pebbles at the main Jamrat.
~     On the same day those who are performing the haj of tamattu or qiran will slaughter their sacrificial animals, shave off or trim their hair and change into plain clothes (those performing the haj of ifrad will not do so). On completing these rituals are allowed to do everything they were not allowed to while in ihram except marital relations.
~     After that, pilgrims will go to Makkah to do tawaf al ifadhah. After that all prohibitions will be lifted from them, including marital relations.
~     After doing this, the pilgrims will return again to Mina to spend the nights of the 11th and 12th of Dzul Hijjah, with the option of spending the night of the 13th night, they will have to throw stones at the Jamrat. Pilgrims have leave Mina for Makkah before sunset on 12th, otherwise they will have to spend the night in Mina.
~     When they come back again to Makkah from Mina, after staying for two or three days there, the pilgrims will do tawaf al wadaa (farewell circumambulation) before departing. The haj is now complete. May Allah accept it.
~     Pilgrims can visit Madinah (450 km from Makkah) either before or after haj and pay homage to Prophet Muhammad (pbuh). This is not part of the haj, but pilgrims are keen to do this out of respect for the Prophet (pbuh). While in Madinah, pilgrims pray two rakaas of tahiyyat al masjid or perform any obligatory prayer that is due when in the Holy Mosque. They can then go to the Prophet's grave to offer their salams to him and to his two companions, the Caliph Abu bakar and the Caliph Omar.


*   KUPENUHI PANGGILANMU YA ALLAH

Haji adalah tugas wajib bagi semua muslim laki-laki dan perempuan yang dewasa, sehat fisik dan psikis serta secara finansial mampu melaksanakan haji, dan juga secara finansial memenuhi tanggungan keluarga mereka ketika pergi untuk berhaji. Ini adalah pilar Islam kelima yang harus dilaksanakan sekali dalam seumur hidup. Saat melaksanakan ritual, jamaah haji harus menjauhkan diri dari segala kejahatan, dosa dan perselisihan yang tidak adil.
Nabi Muhammad (saw). bersabda: "Dan orang-orang yang melaksanakan haji karena mencari keridaah Allah dan menjauhi segala kotoran dan dosa-dosa akan kembali setelah haji bebas dari segala dosa sebagaimana pada hari ibunya melahirkan dia".
Haji adalah even enam hari yang dimulai pada 8 Dzul Hijjah  dan berakhir pada 13 Dzul Hijjah. Bilamana seorang muslim laki-laki atau perempuan telah memenuhi syarat untuk haji, maka ia tidak boleh menunda untuk melaksanakannya. Garis besar haji adalah sebagai berikut:
~     Pada 8 Dzul Hijjah  (hari tarwiyah), jamaah haji berniat (niat untuk melaksanakan haji), berpakaian ihram, kemudian berangkat ke Mina, sekitar 5 km dari Makkah. Mereka akan menginap di sana dan melaksanakan salat zhuhur, ashar, maghreb, isya dan fajar. Semua salat yang berupa empat rekaat akan di-qashar (dipersingkat) menjadi dua tetapi tidak di-jama' (digabungkan).
~     Saat matahari terbit pada hari berikutnya, 9 Dzul Hijjah  (hari arafah), jamaah haji berangkat ke Arafah (sekitar 9 km dari Makkah) di mana mereka akan tinggal sampai matahari terbenam. Jamaah haji melaksanakan salat zhuhur dan ashar ber-jama'ah (bersama-sama), dan akan menghabiskan hari dengan membaca Al Qu-ran dan berdoa.
~     Saat matahari tenggelam, jamaah haji berangkat ke Muzdalifah di mana mereka akan melaksanakan salat maghreb dan isya secara jama'. Mereka akan tetap di sana sampai salat subuh dan mengumpulkan batu-batu kecil untuk dilemparkan di Jamrat.
~     Setelah fajr hari berikutnya, 10 Dzul Hijjah  (hari raya akbar), jamaah haji kembali ke Mina.
~     Ketika di Mina, jamaah haji melempar tujuh kerikil di Jamrat utama.
~     Pada hari yang sama orang-orang yang melaksanakan haji tamattu' atau qiran menyembelih hewan kurban mereka, mencukur habis atau memotong rambut mereka dan berganti pakaian biasa (sedangkan orang-orang yang melakukan haji ifrad tidak melakukannya). Setelah menyelesaikan ritual-ritual ini jamaah haji diizinkan untuk melakukan segala sesuatu yang mereka tidak diizinkan ketika ihram kecuali hubungan pernikahan.
~     Setelah itu, jamaah haji berangkat ke Makkah untuk melakukan tawaf ifadhah. Setelah itu semua larangan akan dicabut dari mereka, termasuk hubungan perkawinan.
~     Setelah itu, jamaah haji kembali lagi ke Mina untuk menghabiskan malam-malam dari 11 dan 12 Dzul Hijjah, dengan pilihan untuk menghabiskan malam 13 Dzul Hijjah, mereka harus melemparkan batu di Jamrat. Jamaah haji meninggalkan Mina menuju Makkah sebelum matahari terbenam pada tanggal 12, kalau tidak, mereka harus menghabiskan malam di Mina.
~     Ketika mereka kembali ke Makkah dari Mina, setelah tinggal selama dua atau tiga hari di sana, jamaah haji melakukan tawaf wada' (perpisahan) sebelum meninggalkan. Dengan demikian haji telah sempurna. Semoga Allah menerimanya.
~     Jamaah haji dapat mengunjungi Madinah (450 km dari Makkah) baik sebelum atau setelah haji dan memberi penghormatan kepada Nabi Muhammad saw. Ini bukan bagian dari ibadah haji, namun jamaah haji tertarik untuk melakukan hal ini untuk menghormati Nabi saw. Ketika di Madinah, jamaah haji melakukan salat dua rekaat tahiyyat al masjid atau melakukan salat apapun yang wajib di Masjid Nabawi. Mereka bisa pergi ke kuburan Nabi untuk menyampaikann salam mereka kepadanya dan kepada dua sahabatnya, Khalifah Abu bakar dan Khalifah Umar.

Sabtu, 07 November 2009

Kajian Satu Menit (2)




ANDA DILAHIRKAN TANPA DOSA, LALU BAGAIMANA TUHAN MENGUTUKMU KARENA KESALAHAN ORANG LAIN?

(TIGA BAHASA)





*    Your Were Born Without Sin, Would God Blame Your For Someone Else's Mistake?

You must have heard it said that we were born in sin and perhaps you even believe that. But let's think about that for a moment. Would the Just God blame you for a sin you never committed? Would He hold you responsible for what someone else did? Definitely not! God's book teaches that you are responsible for only your own actions. You cannot sin until you do something wrong. And you certainly could not have done wrong before you were even born.

Yet we often meet people who say that we are somehow born in sin. Could that possibly be true? They say that the first human being, Adam, sinned, and through him sin entered the world; and now sin corrupts everything, including every newborn baby. Can you believe that human beings are condemned before they do anything? Which judge would condemn people for crimes they never committed? A just judge cannot do that except by mistake. But what about God? Would He make such a mistake? We cannot imagine such false ideas about God. He is Just. He holds you responsible for what you do, and He does not blame you for what the first human being did.

But, even after you do wrong, God is always willing to forgive. He is full of loving kindness, and He loves to forgive. He is willing to forgive anyone who turns to Him and seeks forgiveness. This means that if you did something wrong you can still turn back to God and He will forgive you, if you sincerely decide to give up that sin. Isn't this refreshing to know? Isn't it wonderful to know that even if we lived a whole life of sin but we decide now to change our lives and obey God He would forgive us this minute. And that's just between us and God. We don't need any confession box, and we don't need anyone to suffer for our sins. Can we resist the loving kindness that God offering us?

God wants us to know about his love. He wants us to know that He is Just. He wants us to know the truth about Him so that when we turn to Him we know to Whom we are turning. But there is so much misinformation about God. Where can we get correct information about Him? God told us about Himself in His book. We owe it to ourselves to see what God has say about Himself.

Shouldn't you be reading God's book? Here's God's message to you in His book.

"O mankind Now has a proof from your Lord come unto you, and We have sent down unto you a clear light; as for those who believe in God and hold fast unto Him, them will He cause to enter into His Mercy and Grace, and will guide them unto Him by a straight road" (Qur'an 4: 174-175)

The Qur'an is God's final book, which He revealed for the guidance of all humankind.




*    لقد ولدتم بلا ذنوب، فكيف يلومك الله على ذنوب اقترفها شخص آخر؟

لقد سمعت من يقول إننا قد ولدنا في الذنوب، وربما انك تعتقد ذلك. ولكن دعنا نتفكر لحظة في ذلك. هل يلومك الله فقط بخطيئة التي لم ترتكبها؟ هَلْ هو يُحمّلُك مسؤوليةَ التي يعملها  شخص آخر؟ بالتأكيد لا! يعلمك كتاب الله بانك مسؤول عن الإجراءات الخاصة بك. لا يمكنك الخطيئة حتى تفعل شيئا خاطئا. وأنت بالتأكيد لا يمكن ان ترتكب خطأ قبل ميلادك.

ومع ذلك فإننا كثيرا ما نسمع من يقول بأننا قد ولدنا في الذنوب. هل يمكن أن هذا صحيح؟ يقول بأن أول إنسان ، آدم ، خطأ ، ومن هذه الخطيئة دخل في الدنيا ، والآن هذه الخطيئة تفسد كل شيء ، بما في ذلك كل طفل ولد. هل تعتقد أن البشر محكومون قبل أن يفعلوا شيئا؟ القاضي الذي من شأنه يدين شخصا لجرائم لم يرتكبها؟ قاض عادل لا يمكن أن يفعل ذلك إلا عن طريق الخطأ. ولكن ماذا عن الله؟ هل إنه على هذا الخطأ؟ لا يمكننا أن نتصور مثل هذه الأفكار الخاطئة عن الله. انه عادل. وهو يحملك مسؤولية عن ما تفعله ، وانه لا يلومك على ما فعله أول إنسان.

ولكن ، حتى بعد أن ترتكب خطيئة، والله دائما على استعداد ليغفر. انه كامل من التعاطف والمحبة ، ويحب أن يغفر. انه مستعد ليغفر لمن يعود اليه واستغفرله. هذا يعني أنه إذا كنت فعلت شيئا خطأ لا يزال بإمكانك العودة الى الله ويغفر لكم ، إذا كنت صادقا أن تقرر التخلي عن تلك الخطيئة. اليس هذا منعش أن نعرف؟ اليس من الرائع أن نعلم أنه حتى لو كنا نعيش حياة كاملة من الخطيئة ولكننا نقرر الآن لتغيير حياتنا ونطيع الله فانه يغفر لنا في هذه اللحظة. وهذا فقط بيننا وبين الله. اننا لا نحتاج الى أي اعتراف، ونحن لسنا بحاجة إلى أي شخص يعاني من أجل خطايانا. هل نستطيع أن نقاوم المحبة الذي يقدم الله لنا؟

يريد الله أن نعرف حبه. ويريد ان نعرف انه هوعادل. ويريد أن نعرف الحقيقة عنه حتى عندما ننتقل إليه نعرف بأننا اليه راجعون. ولكن هناك كثير من المعلومات الخاطئة عن الله.  من أين يمكن لنا أن نحصل على المعلومات الصحيحة عنه؟ أخبرنا الله عن نفسه في كتابه. نحن مدينون لأنفسنا لنرى ماذا يقول الله عن نفسه.

ينبغي لنا أن نقراء كتاب الله. وهذا قول الله لنا في كتابه الكريم:

﴿ يا أيها الناس قد جاءكم برهان من ربكم وأنزلنا اليكم نورا مبينا {  فأما الذ ين أمنوا بالله واعتصموا به فسيدخلهم في رحمة منه وقضل ويهديهم اليه صراطا مستقيما (النساء: 174-175)

القرآن الكريم هو كتاب الله الأخير والذي كشف توجيها للبشرية أجمعين. 
     



*    Anda Dilahirkan Tanpa Dosa, Lalu Bagaimana Tuhan Mencela Anda Karena Kesalahan Orang Lain?

Anda pasti sudah mendengar orang berkata bahwa kita dilahirkan dalam keadaan berdosa dan bahkan mungkin anda percaya. Tapi mari kita berpikir sejenak tentang itu. Apakah Tuhan adil jika mencela anda untuk dosa yang tidak pernah anda lakukan? Apakah anda harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan orang lain? Tentu tidak! Kitab Allah mengajarkan bahwa anda hanya bertanggung jawab atas tindakan anda sendiri. Anda tidak berdosa hingga anda melakukan sesuatu yang salah. Dan anda tentu tidak bisa berbuat salah apalagi sebelum anda lahir.

Namun kita sering mendengar orang yang mengatakan bahwa bagaimanapun juga kita lahir dalam keadaan berdosa. Mungkinkah itu benar? Mereka mengatakan bahwa manusia pertama, Adam, berdosa, dan lantaran dosa itu dia memasuki dunia dan sekarang dosa merusak segala sesuatu, termasuk setiap bayi yang baru lahir. Dapatkah anda percaya bahwa manusia dikutuk sebelum mereka melakukan apa-apa? Hakim mana yang akan menghukum orang-orang untuk kejahatan yang mereka tidak pernah melakukannya? Seorang hakim tidak bisa melakukan itu kecuali dengan kesalahan. Tapi bagaimana dengan Allah? Apakah Dia melakukan kesalahan seperti itu? Kita tidak bisa menggambarkan seperti ide-ide keliru seperti ini tentang Tuhan. Dia adalah Adil. Dia memegang anda bertanggung jawab atas apa yang anda lakukan, dan Dia tidak menyalahkan anda atas apa yang dilakukan manusia pertama itu.

Tapi, bahkan setelah Anda melakukan kesalahan, Allah selalu bersedia mengampuni. Dia penuh cinta kasih, dan Dia mengasihi untuk mengampuni. Dia bersedia untuk mengampuni siapa saja yang bertaubat kepada-Nya dan mencari pengampunan. Ini berarti bahwa jika anda melakukan sesuatu yang salah, maka anda masih dapat kembali kepada Tuhan dan Dia akan mengampuni anda, jika anda benar-benar memutuskan untuk menghapus dosa tersebut. Bukankah ini merangsang untuk tahu? Alangkah indahnya mengetahui bahwa meskipun kita tinggal seumur hidup dalam dosa, tetapi sekarang kita memutuskan untuk mengubah hidup kita dan taat kepada Allah, Dia akan mengampuni kita saat ini. Dan itu hanya antara kita dan Allah. Kita tidak membutuhkan pengakuan dosa, dan kita tidak ingin siapa pun menderita lantaran dosa-dosa kita. Bisakah kita menolak cinta kasih yang Allah tawarkan kepada kita?

Tuhan ingin kita mengetahui cinta-Nya. Dia ingin kita tahu bahwa Dia adalah Adil. Dia ingin kita mengetahui kebenaran tentang-Nya sehingga ketika kita berpaling kepada-Nya kita tahu bahwa kepada-Nya kita akan kembali. Tapi ada berbagai informasi yang salah tentang Allah. Di mana kita bisa mendapatkan informasi yang benar tentang Dia? Allah memberitahu kita tentang diri-Nya di dalam Al Kitab. Kita menuntut pada diri kita untuk melihat apa yang Tuhan katakan tentang diri-Nya.

Bukankah kita harus membaca kitab Allah? Berikut adalah pesan Tuhan kepada anda dalam kitab-Nya:

"Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang bernderang (Al Qur-an). Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan karunia dari-Nya (surga), dan menunjukkan mereka jalan yang lurus kepada-Nya "(QS. An Nisa: 174-175)
 Al-Quran adalah kitab Allah yang terakhir, yang Dia ungkapkan untuk membimbing seluruh umat manusia.

Kamis, 05 November 2009

Kajian Satu Menit (1)


PEMUDA YANG MENGHANCURKAN BERHALA AYAHNYA

(TIGA BAHASA)





*    The Boy Who Broke His Father's Idols

This is a true story about a boy whose father used to manufacture idols. These idols were very popular amongst the people. Most people were worshipping them because this is what they thought the religion of their ancestor's must require.

However, this lad thought differently. He began to reason with his people about their age-old practice. Why did they worship idols? Could the idols benefit them in any way? Could that idols even defend themselves if they were attacked? More important, is it not true that the God who made the Heavens and the Earth also made humans? And is it not true that humans make idols? Then it follows that God is greater then all the idols put together. Furthermore, which idol do people call upon if they happen to be at sea, far away from their favorite idol? Do they not call upon the unseen God, who hears every call? The people, could not answer to this clever boy so they shrugged him off.

He reasoned with his father also. But his father also shrugged him off.

Now, a picture is worth a thousand words. Since no one paid heed to the boy's words, he decided to put his words into a dramatic scene. One day, he had his opportunity when the people were all away on a festival.

When the people returned they found what for them was not a pretty sight. All the idols were broken except the biggest one, which was still standing tall. An exe was leaning against it. What could this mean? They did not get the picture.

The lad was their prime suspect. But he answered their questions with this suggestion: why not ask the big idol? Obviously, the weapon of destruction is in his possession "But that makes no sense" they protested. They were starting to get the picture. How can we ask the idol? And how could a lifeless idol break the others?

Then retorted the boy, "Why do you worship these lifeless idols? The point was driven home in a dramatic fashion.

The boy's name is Abraham. He grew up to be a Prophet delivering to the people God's message that they should worship none but one true God who created the Heavens and the Earth. You can read more about Abraham in the glorious Qur'an, a book that God revealed to a descendent of Abraham: the Prophet Muhammad. May God His peace and blessings on both Muhammad and his ancestor Abraham.



*    الشاب الذي حطمَ أصنامَ والده

هذه قصّة حقيقية عن الشاب الذي كَانَ أبوه يَصْنعُ الأصنامَ. وكَانتْ هذه الأصنامِ معروفة جداً بين الناسِ. أكثرهم كَانوا يَعْبدونَها لأنهم فكّروا أن هذا دينَ سلفِهم يَجِبُ أَنْ يَتطلّبَ.

على أية حال، إعتقدَ هذا الفتى بشكل مختلف. وهو يبَدأَ بمناقشة شعبهِ حول ممارستِهم القديمةِ. لماذا عَبدوا الأصنامَ؟ هَلْ هذه الأصنام تُفيدَهم في أية حال؟ هَلْ هذه الأصنامِ تُدافعَ عن أنفسهم حتى إذا كانوا مهجومين؟ والأهم، ألَيسَ حقا أن الله الذي جَعل السمواتُ والأرضُ قد جَعل بشراَ أيضاً؟ ألَيسَ حقا أن هذه الأصنامِ صنعِها البشرِ؟ ثمّ يترتب على ذلك, والله أعظمُ ثمّ كُلّ الأصنام وَضعتْ سويّة. علاوة على ذلك، هل هذه الأصنام التي تَعمَلُها إنسان يَدْعونَها إذا هم كَانوا في البحر بعيدا مِنْ معبودِهم المفضّلِ؟ لماذا لا يَدْعون الاها الغير مرئي الذي يَسْمعُ كُلّ النداء؟ هم لم يَستطيعواُ أَنْ تُستجيبْوا إلى هذا الولدِ الذكيِ لذا إستهجنوه مِنْهم. وهو يناقش مع أبّيه أيضاً, لكن أبّاه إستهجنَه أيضاً مِنْه.

الآن , صورة واحدة تساوي ألف كلمة. منذ لا أحد ينتبه إلى كلماتِ هذا الشابَ، قرّرَ وَضْع كلماتِه إلى مشهد مثير. وذات يوم، كَانَ عِنْدَهُ فرصة عندما الناسُ كَانوا جميعاً غائبين على المهرجان.

عندما الناس رجعوا, هم يجدون مشهدا الغير جميل. كُلّ الأصنام كُسِرتْ ماعدا الأكبرِ الواحد، الذي لم يزلَ يَقِفُ طويلة. وكَانَ الفأس يَتّكئ ضدّه. ما معنى هذا؟ هم لَمْ يَحْصُلوا على الصورةِ.

كَانَوا يجعلون الفتى مشتبها رئيسيا, لَكنَّه أجابَ أسئلتَهم بهذا الإقتراحِ: لماذا لا تسْألُون الصنمَ الكبيرَ؟ من الواضح، أن السلاح الدمارِ في حيازته. "لكن هذا لا يمكن" إحتجّوا. هم كَانوا يَبْدأونَ للحُصُول على الصورةَ. كَيْفَ نَسْألُ الاصنام؟ وكَيْفَ يَكْسرالاصنام التي لا حياة لهاُ الآخرى؟

ثمّ رَدَّ الشاب، "لماذا تَعْبدُوا هذه الأصنامِ التي لا حياة لهاِ؟ أخيرا, هم يؤدونه إلى البيت بشكل مثير.

إنّ اسمَ هذا الشال إبراهيم. وهو يكَبرَنبيا ليُسلّمُ رسالة الله إلى الناسِ لأن لايَعْبدون  شيئا الا الله الحق الواحد الذي خَلقَ السمواتَ والأرضَ. (يُمْكِنُ لك أَنْ تقرأ المزيدَ حول إبراهيم في القرآنِ المجيدِ , الكتاب الذي يَكْشفُ الله إلى سليل إبراهيم, النبي محمد, أللهم صل وسلم عليهما.



*    Pemuda Yang Menghancurkan Berhala Ayahnya

Ini adalah kisah nyata tentang seorang pemuda di mana ayahnya membuat berbagai berhala. Berhala-berhala ini sangat populer di kalangan rakyat. Mayoritas mereka menyembahnya, sebab mereka pikir bahwa ini adalah agama nenek moyang mereka yang harus dilestarikan.

Namun, pemuda ini berpikiran lain. Dia mulai mendebat kaumnya tentang praktek-praktek mereka yang terdahulu. Mengapa mereka menyembah berhala-berhala? Apakah berhala-berhala ini bermanfaat buat mereka dalam kondisi apapun? Apakah berhala-berhala ini bisa melindungi mereka seandainya mereka diserang? Dan yang lebih penting, bukankah sesungguhnya Allah yang telah menciptakan langit dan bumi juga menciptakan manusia? Bukankah berhala-berhala ini dibuat oleh manusia? Kemudian, bahwa Allah lebih besar maka semua berhala dijadikan satu.

Selanjutnya, apakah berhala yang dibuat oleh manusia ini orang-orang memanggilnya jika mereka kebetulan berada di laut, jauh dari berhala idola mereka? mengapa mereka tidak berseru kepada Tuhan yang gaib, yang mendengar setiap panggilan? Mereka tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaa pemuda cerdik ini sehingga mereka menyuruh dia pergi jauh dari mereka. Dia juga berdebat dengan ayahnya, tetapi ayahnya juga menyuruhnya pergi.

Sekarang, sebuah gambar bernilai seribu kata. Karena tidak ada yang memperhatikan kata-kata anak itu, maka ia memutuskan untuk meletakkan kata-kata menjadi sebuah pemandangan dramatis. Suatu hari, ia punya kesempatan ketika semua orang pergi di sebuah festival.

Ketika orang-orang kembali, mereka menemukan sebuah pemandangan yang tidak indah. Semua berhala hancur berserakan kecuali yang terbesar, yang masih berdiri tegak. Sebuah kapak bersandar padanya. Apa artinya ini? Mereka tidak mendapatkan gambaran.

Mereka menjadikan pemuda itu sebagai tersangka utama. Tetapi ia menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka secara deplomatis: Mengapa tidak bertanya kepada berhala besar? Jelas, senjata penghancur adalah miliknya. "Tapi itu tidak masuk akal" protes mereka. Mereka mulai mendapatkan gambaran. Bagaimana kita bisa bertanya kepada berhala? Dan bagaimana mungkin sebuah berhala yang tak bernyawa bisa menghancurkan yang lain?

Kemudian anak itu membalas, "Mengapa kamu menyembah berhala yang tak bernyawa ini? Akhirnya, mereka mengantarkannya pulang secara dramatis.

Nama anak itu adalah Ibrahim. Dia tumbuh menjadi seorang nabi yang menyampaikan pesan Tuhan kepada rakyat agar mereka tidak menyembah selain Tuhan yang Esa, yang benar, yang menciptakan langit dan Bumi. (Anda dapat membaca lebih lanjut tentang Ibrahim dalam Al-Qur'an yang mulia, sebuah kitab yang dimewahyukan oleh Allah kepada seorang keturunan Ibrahim, yaitu Nabi Muhammad allahumma shalli wasallim 'alaihima. Amin

 .