Sabtu, 31 Oktober 2009

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (13)




*         Isra dan Mi'raj.
Setelah kembali dari Thaif dan setelah meninggalnya Abu Thalib, disusul meninggalnya Khadijah, serta kejamnya penyiksaan orang-orang Quraisy terhadap kaum muslimin, maka terhimpunlah kecemasan-kecemasan di dalam lubuk hati Rasulullah saw. Maka datanglah simpati terhadap Nabi yang mulia ini dari Tuhannya dan pada suatu malam, ketika Rasulullah saw, sedang tidur, datanglah Jibril bersama buraq atau seekor binatang yang menyerupai kuda dan memiliki dua sayap, cepat larinya seperti kilat. Maka beliau menaikinya, lalu terbang menuju baitul maqdis di Palestina. Kemudian dari sana beliau naik ke langit dan menyaksikan berbagai tanda kekuasan Tuhannya. Di atas langit, beliau menerima titah kewajiban menjalankan salat lima waktu. Kemudian pada malam itu juga beliau kembali ke Makkah al mukarramah dengan hati yang senang dan keyakinan yang mantap. Dalam pada itu, Allah swt. berfirman: "Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat" (QS. Al Isra: 1).
Maka, ketika hari telah pagi, dia pergi ke Ka'bah dan berceritera kepada orang-orang tentang apa yang dialamanya. Seketika itu kedustaan orang-orang kafir terhadap Rasulullah saw. semakin menjadi-jadi dan mereka mentertawakannya. Orang-orang yang hadir bertanya kepada beliau tentang ciri-ciri baitul maqdis, dan ini merupakan mukjizat, maka beliau menjelaskan ciri-ciri baitul maqdis sebagian demi sebagian. Namun orang-orang musyrik tidak merasa cukup dengan tanya-jawab ini, bahkan mereka menginginkan bukti lain. Maka Rasulullah saw. berkata: "Sungguh aku telah bertemu dengan sebuah rombongan di jalan dan mereka sedang menuju Makkah" Rasulullah menjelaskan kepada mereka tentang jumlah dan waktu kedatangan rombongan ini. Dan ternyata Rasulullah saw. benar. Namun orang-orang kafir tetap pada kekafiran dan keangkuhannya serta tidak membenarkan.
Pada pagi hari Isra' dan Mi'raj, Jibril datang datang kepada Rasulullah saw. dan mengajarkan cara-cara shalat dan waktu-waktunya. Sedangkan shalat pada sebelumnya dilaksanakan dua rekaat di waktu pagi dan dua rekaat di waktu sore.
Pada kesempatan itu, Rasulullah saw. membatasi dakwahnya kepada orang-orang yang datang ke Makkah dan setelah orang-orang Quraisy berkeras kepala dalam lari dari kebenaran, maka Rasulullah saw. menemui orang-orang di dalam perjalanan dan di tempat-tempat mereka istirahat untuk menawarkan dan menjelaskan Islam kepada mereka, sedangkan pamannya, Abu Lahab, mengikuti beliau dan memperingatkan orang-orang dari Muhammad dan dakwahnya.
 Pada suatu ketika beliau datang kepada sebuah kelompok dari penduduk Madinah, maka beliau mengajak kepada mereka dan mereka mendengarkan beliau, kemudian mereka sepakat untuk mengikuti dan beriman kepada beliau. Penduduk Madinah telah mendengar dari orang-orang Yahudi bahwa seorang Nabi akan diutus dalam waktu dekat. Maka ketika Rasulullah saw. mengajak mereka, mereka telah tahu bahwa beliaulah Nabi yang dituturkan oleh orang Yahudi. Seketika itu mereka masuk Islam dan mereka berkata: Orang-orang Yahusi tidak mendahuluimu untuk itu. Mereka adalah berenam dan pada tahun berikutnya, dua belas orang dari penduduk Madinanh masuk Islam. Kemudian mereka berkumpul dengan Rasulullah saw. untuk mempelajari Islam dan ketika mereka kembali ke Madinah, beliau menugaskan Mas'ab bin Umair bersama mereka untuk mengajarkan Al Qur-an dan menjelaskan hukum-hukum agama kepada mereka. Dengan taufiq Allah swt. Mas'ab bin Umair mampu mempengaruhi masyarakat Madinah dan ketika kembali ke Makkah setelah setahun di Madinah, terdapat tujuh puluh dua orang laki-laki dan dua orang perempuan turut bersamanya. Kemudian Rasulullah mengumpulkan mereka dan mereka berjanji kepada beliau bahwa mereka akan menolong agamanya dan melaksanakan perintahnya. Kemudian mereka kembali ke Madinah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar