Selasa, 27 Oktober 2009

Pengaruh Shalat Terhadap Kesehatan


PENGARUH SHALAT TERHADAP KESEHATAN




Rasulullah saw. bersabda: "Perumpamaan salat lima waktu adalah seperti bengawan yang jernih airnya yang ada di depan pintu salah seorang di antara kamu, di mana dia mandi setiap hari lima kali. Maka adakah engkau melihat adanya kotoran yang masih tersisa? Mereka menjawab: Tidak sedikitpun. Rasulullah saw. berkata: "Sesungguhnya salat lima waktu itu menghilangkan dosa-dosa sebagaimana air yang menghilangkan kotoran" (HR. Muslim).
Sungguh, salat itu memiliki berbagai pengaruh yang besar, seperti: menguatkan iman, mengokohkannya di dalam hati, menghubungkan dengan Allah dan bertumpu kepada-Nya.
Salat juga memiliki pengaruh moral dan sosial kemasyarakatan, seperti: memperkuat berbagai hubungan, cinta dan kasih sayang di antara anggota masyarakat
Demikian juga, salat memiliki fungsi-fungsi kesehatan dan memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan serta pemeliharaannya. Ini bukan berarti bahwa salat dilakukan untuk menjaga kesehatan, akan tetapi mushalli (orang yang melaksanakan salat) melakukannya untuk ibadah (mengabdi) dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, sedangkan motif kesehatan dan semangat tersebut adalah efek samping darinya, sehingga salat juga merupakan riadhah atau "sport" (olah raga) yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemaslahatan semua usia dan jenis. Dan salat adalah gerakan ringan yang sangat ideal bagi usia tujuh-puluhan atau pun tiga-puluhan, sebagaimana bunga salat sangat berguna bagi kaum lelaki maupun perempuan.
Ibnul Qayyim berkata: Tak diragukan bahwa salat memiliki pengaruh dalam menjaga kesehatan badaniah…… Demikian juga qiyamul lail (salat tengah malam) sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan hal-hal yang berkaitan dengan penyakit-penyakit kronis.
Di dalam kitab Ruhus Shalah dikatakan: Salat merupakan riyadhah yang paling ideal, sehingga para dokter di Prancis mulai mengobati paseannya dengan menyuruh melakukan gerakan-gerakan salat.
Ruku' di dalam salat sangat baik bagi kesehatan otot-totot dinding-dinding perut dan membantu lambung untuk menyusutkannya. Dari sanalah mulainya fungsi-fungsi metabolisme atau pencernaan dan yang demikian itu memudahkan berbagai usus untuk menopang saluran-saluran pencernaan.
Sujud yang panjang sangat bermanfaat bagi orang yang sedang pilek atau terserang influenza. Dia mencegah mengalirnya lendir-lendir ke tenggorokan. Sedangkan bagi kepala, di mana padanya terdapat markazul jihaz al'usbi atau "central of nervous system" (pusat sistem urat saraf) serta akal pikiran dan yang membutuhkan pertambahan sirkulasi darah yang melewatinya. Ini bisa direalisasikan dengan sujud, di mana kepala diletakkan pada tempat yang rendah, sehingga stok darah yang begitu banyak dan bersih mengalir melewatinya, seraya mencuci cerebrum atau otak besar dari berbagai virus dan kuman yang menyusup ke dalamnya, sehingga cerebrum senantiasa terpelihara.
Seorang muslim yang tekun melaksanakan salat semenjak usia mudanya, maka otot-otot dan persendiannya tetap kuat ketika sampai pada usia tua-renta dan dia tidak akan terserang penyakit-penyakit jenis typus, sebab gerakan-gerakan salat ini merupakan terapi alami yang paling ideal yang bisa memelihara 'amud al fiqri atau "backbone" (tulang punggung)  di saat-saat mengalami ketergelinciran tulang rawan.
Yang jelas, salat sangat berpengaruh terhadap kesehatan hati, sebagaimana kata Dr. Mahmud Najib: Pelaksanaan salat tepat pada waktunya memberikan kesempatan kepada seorang muslim untuk  melakukan upaya sistimatis di mana di dalamnya terdapat aktifitas sirkulasi darah semenjak terbit fajar hingga salat 'isya, sehingga dia terhindar dari penyakit sesak nafas, sebab bermalas-malasan dan kurang bergerak itu menyebabkan rusaknya hati.   
  (Sumber: Kitab Atb Thib An Nabawi, oleh: Ibnul Qayyim).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar