Sabtu, 31 Oktober 2009

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (17)




*         Sifat-sifat lahiriah Rasulullah saw.
Adalah Rasulullah saw. orang yang sangat bersahaja, tidak tinggi dan tidak pula pendek, lebar kedua bahunya, lapang dada dan beranggouta tubuh yang teramat ideal. Beliau berwajah yang paling tampan di antara manusia, putih kemarah-merahan kulitnya, bulat wajahnya, bercelak kedua matanya, mancung hidungnya, bagus bibirnya, lebat jenggotnya, harum baunya dan lembut sentuhannya.
Anas bin Malik berkata: Aku tak pernan mencium minyak ambar, tidak pula minyak misik, bahkan tidak sesuatu pun yang lebih harum dari pada bau Rasulullah saw. Aku juga sama sekali tidak pernah menyentuh tangan siapapun yang lebih lembut sentuhannya dari pada tangan Rasulullah saw.
Beliau berwajar ceria, selalu tersenyum, merdu suaranya dan sedikit pembicaraannya. Anas bin Malik berkata: Rasulullah saw. adalah orang yang paling bagus, paling dermawan dan paling pemberani.
*         Akhlaq Rasulullah saw.
Adalah Rasulullah saw. orang yang paling pemberani. Ali bin Abu Thalib berkata: Ketika bencana telah memuncak, maka kami mengkhawatirkan Rasulullah saw. Beliau adalah orang yang paling dermawan, sama sekali tak pernah berkata: "Tidak" jika dimintai sesuatu. Beliau adalah orang yang paling sabar, tak pernah membalas dendam untuk dirinya sendiri dan tidak pula marah untuknya kecuali jika aturan-aturan Allah dilanggar. Jadi, beliau membalas dendam itu untuk Allah sebagaimana yang dekat dan yang jauh, yang kuat dan yang lemah baginya di dalam kebenaran itu sama.
Sungguh, beliau tidak mengunggulkan seseorang atas seseorang yang lain kecuali dengan takwanya, sebab sesungguhnya manusia itu sama dan faktor penyebab kehancuran bangsa-bangsa terdahulu adalah jika orang yang berkedudukan mencuri, maka mereka membiarkannya dan jika orang yang lemah mencuri, maka mereka menghukumnya. Beliau bersabda: "Demi Allah, seandainya Fatimah, putri saya mencuri, sunggu aku potong tangannya".
Beliau sama sekali tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menginginkannya, maka beliau memakannya dan jika tidak menginginkannya, maka beliau meninggalkannya. Pernah datang pada keluarga Muhammad sebualan, dua bulan di mana tak ada api menyala di rumahnya, sedangkan yang ada hanyalah kurma dan air. Beliau juga pernah mengganjal perutnya dengan sebuah, dua buah batu untuk menahan lapar. Beliau juga menambal sandalnya, menjahit pakaiannya dan membantu keluarganya dalam pekerjaan rumah. Beliau jiga menjenguk orang sakit. Beliau adalah orang yang paling ber-tawadhu', berkenan menghadiri undangan orang kaya ataupun orang miskin, orang rendahan ataupun orang terhormat, mencintai orang miskin, menyaksikan jenazah, tidak angkut terhadap orang miskin lantaran kemiskinannya dan tidak pula takut kepada raja karena kekuasaannya. Beliau berkenan naik kuda, onta, khimar dan bighal.
Beliau adalah orang yang banyak senyum, orang yang paling bagus, orang yang paling banyak dilandan kesedihan dan cobaan, orang yang mencintai harum-haruman dan membenci bau yang tidak sedap. Sungguh Allah swt. telah menghimpun di dalam diri beliau akhlak yang sempurna dan prilaku yang baik. Allah juga telah memberi beliau ilmu yang tak pernah diberikan kepada seorang pun dari orang-orang terdahulu maupun orang-orang terkini. Beliau adalah orang yang ummi, tidak bisa membaca dan tidak pula menulis, tidak berguru kepada seorang pun, sedangkan Al Qur-an ini dating dari Allah swt. yang telah berfirman kepada beliau: "…….. " (QS. Al Isra: 88).
 Perkembangan beliau secara ummi ini untuk memotong jalan orang-orang yang mendustakan bahwa beliau menulis Al Qur-an, mempelajarinya atau membacanya dari sumber-sumber terdahulu.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (16)




*         Wafat Rasulullah saw.
Setelah sekitar dua setengah bulan sekembalinya dari menunaikan ibadah haji, Rasulullah saw. mulai sakit yang bertambah parah dari hari ke hari. Dan ketika sudah tidak mampu mengimami jamaah salat, beliau meminta Abu Bakar As Siddiq untuk mengimami jamaah.
Pada hari Senin, tanggal 12 Rabi'ul Awal, tahun 11 Hijriah, Rasulullah saw. telah berpindah ke rafiqul a'la (kekasih yang paling tinggi) dalam usianya yang genap enam puluh tiga tahun. Berita menunggalnya Rasulullah saw. sampai ke para sahabat, hingga hampir-hampir mereka kehilangan semangatnya dan tidak membenarkan berita ini, sehingga Abu Bakar berdiri di hadapan mereka menyampaikan pidato untuk menenangkan mereka dan menjelaskan kepada mereka bahwa Rasulullah saw. adalah manusia dan beliau mati sebagaimana semua manusia akan mati. Maka barulah semua orang tenang, kemudian Rasulullah saw. dimandikan, dikafani dan dimakamkan di dalam kamar istrinya, Aisyah ra.
Rasulullah saw. hidup di Makkah selama empat puluh tahun sebelum nubuwwah (pengangkatan sebagai Nabi), tiga belas tahun setelah nubuwwah dan hidup di Madinah selama sepuluh tahun setelah nubuwwah.
 Setelah wafat Rasulullah saw. kaum muslimin berkumpul untuk memilin Abu Bakar As Siddiq sebagai Khalifah (pemimpin) bagi kaum muslimin dan ini sebagai khalifah pertama dari khulafaur rasyidin.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (15)




*         Rasulullah saw. di Madinah.
Rasulullah saw. membangun masjid di tempat di mana ontanya berhenti setelah beliau membelinya dari salah seorang sahabatnya dan menjadikan saudara antara sahabat-sahabat muhajirin (sahabat-sahabat yang datang dari Makkah bersama Rasulullah saw.) dan sahabat-sahabat anshar (sahabat-sahabat yang membantu mereka dari pendududk Madinah) dengan menjadikan masing-masing dari sahabat-sahabat anshar sebagai saudara dari sahabat-sahabat muhajirin serta bersekutu di dalam hartanya. Maka mulailah sahabat-sahabat muhajirin dan sahabat-sahabat anshar bekerja sama dan memperkuat tali persaudaran di antara mereka.
 Orang Quraisy memeiliki hubungan dengan orang-orang Yahudi Madinah, maka mereka berusaha dengan cara mereka untuk menciptakan suasana bentrokan dan perpecahan di antara kaum muslimin, bahkan orang-orang Quraisy juga mengancam kaum muslimin dan berjanji untuk membinasakan mereka. Demikianlah, bahaya senantiasa meliputi kaum muslimin, baik dari dalam maupun dari luar. Para sahabat diperintahkan agar tidak tidur kecuali bersama pedang dan pada kondisi seperti ini, Allah swt. menurunkan izin untuk berperang, maka Rasulullah saw. menyiapkan dinas militer untuk mengetahui gerak-gerik musuh dan juga merintangi rombongan-rombongan perdagangan mereka untuk menekan mereka bersama semboyannya dengan kekuatan kaum muslimin, sehingga mereka menyerah dan membiarkan kaum muslimin bibas di dalam menyebarkan Islam dan melaksanakannya, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dengan mengikat kepercayaan dan beraliansi dengan kabilah-kabilah lain.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (14)








*         Tempat Dakwah yang Baru.
Madinah merupakan tempat yang strategis dan aman bagi kebenaran dan ahlinya. Maka mulailah kaum muslimin berhijrah ke Madinah walaupun orang-orang Quraisy berusaha untuk menghalangi mereka, sehingga di antara orang-orang yang berhijrah ada yang mendapatkan penyiksaan dan penganiayaan. Kaum muslimin melakukan hijrah secara sembunyi-sembunyi lantaran takut terhadap orang Quraisy. Adapun Abu Bakar as siddiq telah meminta izin kepada Rasulullah saw. untuk berhijrah dan beliau berkata: "Jangan tergesa-gesa, barangkali Allah menjadikan teman untukmu" hingga semakin banyak kaum muslimin melakukan hijrah.
Betapa menjadi gila orang-orang Quraisy itu ketika mengetahui kaum muslimin telah berhijrah dan berkumpul di Madinah. Mereka takut kalau posisi Muhammad dan dakwahnya menjadi kuat, maka mereka berunding dalam suatu hal, kemudian mereka sepakat untuk membunuh Rasulullah saw. Abu Jahal berkata: Menurut pendapat saya, kita beri senjata dan pedang kepada para pamuda dari golongan kita untuk menangkap Muhammad dan memukulinya hingga darahnya berceceran di mana-mana, sehingga setelah itu Bani Hasyim tak lagi mampu memusuhi setiap orang.
Sungguh Allah saw. telah menampakkan kepada nabi-Nya sebuah konspirasi, maka beliau bersepakat dengan Abu Bakar untuk berhijrah setelah Allah mengizinkannya. Dan pada suatu malam, beliau meminta kepada Ali bin Abu Thalib untuk tidur di tempat beliau agar orang-orang mengira bahwa beliau masih di dalam rumah.
Datanglah orang-orang yang berkonspirasi dan mereka mengelilingi rumah. Mereka melihat bahwa Ali berada di tempat tidur, lalu mereka mengira bahwa dia adalah Muhammad. Maka mereka menunggu keluarnya agar mereka bisa membunuhnya. Rasulullah saw. keluar di antara mereka sedangkan mereka mengelilingi rimah. Maka beliau menaburkan debu di atar kepala mereka dan Allah menutup pandangan mereka, sehingga mereka tidak mengetahui beliau. Kemudian beliau menghampiri Abu Bakar, lalu keduanya keluar menuju Madinah dan bersembunyi di gua Tsur. Adapun orang-orang Quraisy tetap menunggu hingga pagi dan ketika pagi telah datang, maka Ali bangun dari tempat tidur Rasulullah saw. seraya mereka menangkapnya dan menanyakan tentang Rasulullah saw. Ali tidak memberi tahukan apapun kepada mereka, maka mereka memukul dan menariknya tetapi tidak keras. Kemudian orang-orang Quraisy memerintahkan untuk mencari ke semua tempat dan berjanji memberi imbalan seratus onta bagi orang yang membawa datang Muhammad hidup atau mati.
Pencarian ini sampai ke depan pintu goa di mana Rasulullah saw. dan sahabatnya bersembunyi di dalamnya, sehingga seandainya salah seorang dari mereka mengetahui kedua tumitnya, niscaya mereka mengetahuinya. Maka alangkah khawatirnya Abu Bakar ra. terhadap Rasulullah saw. Seraya beliau berkata: "Begaimana perasaanmu wahai Abu Bakar dengan dua orang, Allah adalah ketiganya. Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita". Namun orang-orang Quraisy tidak mengetahuinya. Rasulullah dan sahabatnya tinggal di dalam goa selama tiga hari, kemudian berangkat ke Madinah dan perjalanan sangatlah panjang, sedangkan panas matahari membakar kepala. Pada malam kedua, beliau dan sahabatnya berjalan melewati sebuah tenda seorang perempuan, Ummu Ma'bad, maka keduanya meminta makanan dan minuman, namun mereka tidak menemukan sesuatu apapun selain seekor kambing yang kurus dan lemah yang tak mampu berjalan ke pengembalaan, bahkan tak stetespun laban (air susu) keluar darinya. Maka Rasulullah saw. mengusap tetek kambing dan keluarlah air susu dengan deras, kemudian beliau memerahnya lalu memenuhi bejana yang besar. Ummu Ma'bad tercengan melihatnya penuh keheranan. Maka semuanya minun susu hingga kenyang. Kemudian beliau memerahnya untuk yang kedua kalinya dan memenuhi bejana, lalu meninggalkannya untuk Ummu Ma'bad, kemudian beliau melanjutkan perjalanannya.
Penduduk Madinah menanti-nanti kedatangan Rasulullah saw. dan menunggu setiap hati di luar Madinah. Dan ketika telah sampai hari kedatangan beliau, maka mereka menyambut beliau dengan gembira dan bangga, lalu beliau menuju Quba' di wilayah Madinah dan menetap di sana selama empat hari. Di sana beliau mendirikan masjid Quba', yaitu masjid yang pertama kali didirikan di dalam Islam. Pada hari kelima, beliau berjalan ke Madinah dan banyak orang-orang dari sahabat Ansar berusaha mendapatkan Rasulullah saw. dan mengharapkan kunjungan beliau kepada mereka. Mereka daling memegang kendali onta beliau, lalu beliau berterima kasih kepada mereka seraya berkata: "Biarkan onta ini, sebab dia diperintah". Maka setelah onta sampai ke tempat di mana Allah memerintahnya, maka dia berhenti, sedangkan Rasulullah saw. tidak turun darinya, maka onta itu bangkit dan berjalan sedikit, lalu belok dan kembali kemudian berhenti di tempat berhentinya semula, lalu beliau turun dan itulah masjidun nabawi. Beliau turun di sisi Abu Ayyub Al Anshari ra.
 Adapun Ali bin Abu Thalib ra. tetap tinggal di Makkah tiga hari setelah Nabi Muhammad saw. demi menjaga amanat-amanat yang diberikan oleh Rasulullah saw. kepada sahabat-sahabatnya. Kemudian dia bernagkat ke Madinah dan bertemu dengan Rasulullah saw. di Quba'.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (13)




*         Isra dan Mi'raj.
Setelah kembali dari Thaif dan setelah meninggalnya Abu Thalib, disusul meninggalnya Khadijah, serta kejamnya penyiksaan orang-orang Quraisy terhadap kaum muslimin, maka terhimpunlah kecemasan-kecemasan di dalam lubuk hati Rasulullah saw. Maka datanglah simpati terhadap Nabi yang mulia ini dari Tuhannya dan pada suatu malam, ketika Rasulullah saw, sedang tidur, datanglah Jibril bersama buraq atau seekor binatang yang menyerupai kuda dan memiliki dua sayap, cepat larinya seperti kilat. Maka beliau menaikinya, lalu terbang menuju baitul maqdis di Palestina. Kemudian dari sana beliau naik ke langit dan menyaksikan berbagai tanda kekuasan Tuhannya. Di atas langit, beliau menerima titah kewajiban menjalankan salat lima waktu. Kemudian pada malam itu juga beliau kembali ke Makkah al mukarramah dengan hati yang senang dan keyakinan yang mantap. Dalam pada itu, Allah swt. berfirman: "Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat" (QS. Al Isra: 1).
Maka, ketika hari telah pagi, dia pergi ke Ka'bah dan berceritera kepada orang-orang tentang apa yang dialamanya. Seketika itu kedustaan orang-orang kafir terhadap Rasulullah saw. semakin menjadi-jadi dan mereka mentertawakannya. Orang-orang yang hadir bertanya kepada beliau tentang ciri-ciri baitul maqdis, dan ini merupakan mukjizat, maka beliau menjelaskan ciri-ciri baitul maqdis sebagian demi sebagian. Namun orang-orang musyrik tidak merasa cukup dengan tanya-jawab ini, bahkan mereka menginginkan bukti lain. Maka Rasulullah saw. berkata: "Sungguh aku telah bertemu dengan sebuah rombongan di jalan dan mereka sedang menuju Makkah" Rasulullah menjelaskan kepada mereka tentang jumlah dan waktu kedatangan rombongan ini. Dan ternyata Rasulullah saw. benar. Namun orang-orang kafir tetap pada kekafiran dan keangkuhannya serta tidak membenarkan.
Pada pagi hari Isra' dan Mi'raj, Jibril datang datang kepada Rasulullah saw. dan mengajarkan cara-cara shalat dan waktu-waktunya. Sedangkan shalat pada sebelumnya dilaksanakan dua rekaat di waktu pagi dan dua rekaat di waktu sore.
Pada kesempatan itu, Rasulullah saw. membatasi dakwahnya kepada orang-orang yang datang ke Makkah dan setelah orang-orang Quraisy berkeras kepala dalam lari dari kebenaran, maka Rasulullah saw. menemui orang-orang di dalam perjalanan dan di tempat-tempat mereka istirahat untuk menawarkan dan menjelaskan Islam kepada mereka, sedangkan pamannya, Abu Lahab, mengikuti beliau dan memperingatkan orang-orang dari Muhammad dan dakwahnya.
 Pada suatu ketika beliau datang kepada sebuah kelompok dari penduduk Madinah, maka beliau mengajak kepada mereka dan mereka mendengarkan beliau, kemudian mereka sepakat untuk mengikuti dan beriman kepada beliau. Penduduk Madinah telah mendengar dari orang-orang Yahudi bahwa seorang Nabi akan diutus dalam waktu dekat. Maka ketika Rasulullah saw. mengajak mereka, mereka telah tahu bahwa beliaulah Nabi yang dituturkan oleh orang Yahudi. Seketika itu mereka masuk Islam dan mereka berkata: Orang-orang Yahusi tidak mendahuluimu untuk itu. Mereka adalah berenam dan pada tahun berikutnya, dua belas orang dari penduduk Madinanh masuk Islam. Kemudian mereka berkumpul dengan Rasulullah saw. untuk mempelajari Islam dan ketika mereka kembali ke Madinah, beliau menugaskan Mas'ab bin Umair bersama mereka untuk mengajarkan Al Qur-an dan menjelaskan hukum-hukum agama kepada mereka. Dengan taufiq Allah swt. Mas'ab bin Umair mampu mempengaruhi masyarakat Madinah dan ketika kembali ke Makkah setelah setahun di Madinah, terdapat tujuh puluh dua orang laki-laki dan dua orang perempuan turut bersamanya. Kemudian Rasulullah mengumpulkan mereka dan mereka berjanji kepada beliau bahwa mereka akan menolong agamanya dan melaksanakan perintahnya. Kemudian mereka kembali ke Madinah.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (12)




*         Rasulullah saw. di Thaif.
Kecongkakan dan kekejaman serta penyiksaan orang Quraisy terhadap kaum muslimin semakin menjadi-jadi. Maka Rasulullah saw. berpikir untuk pergi ke Thaif, barangkali di sana beliau bisa menunjukkan mereka kepada Islam, sedangkan untuk pergi ke Thaif bukanlah suatu hal yang ringan karena sulitnya jalan yang harus dilalui, mendaki gunung, menuruni tebing dan melewati padang sahara nan luas. Namun penerimaan dan penolakan penduduk Thaif terhadap Rasulullah saw. buruk sekali. Mereka tidak mendengarkannya, bahkan mereka mengusirnya dan membujuk anak-anak kecilnya, sehingga mereka melemparinya dengan batu hingga kedua tumitnya. Maka beliau kembali dengan tangan hampa ke Makkah. Beliau sangat bersedih hati dan ketika itulah Jibril mendatanginya bersama malaikat penjaga gunung. Kemudian Jabril berkata kepada Rasulullah saw.: Sesungguhnya Allah mengiramkan kepadamu malaikat penjaga gunung agar kamu menyuruhnya sekehendakmu. Maka malaikat penjaga gunung berkata: Wahai Muhammad, jika engkau setuju, aku akan menjatuhkan al akhsyabain (dua gunung yang mengelilingi Makkah) kepada mereka. Namun Rasulullah saw. menjawab: "Justeru aku berharap Allah mengeluarkan dari tulang sulbi mereka orang yang menyembah kepada Allah wahdah yang tak ada sekutu apapun dengan-Nya". Demikianlah besarnya kesabaran dan kasih-sayang Rasulullah saw. terhadap kaumnya kendatipun dengan imbalan penderitaan yang tiada tara yang beliau terima dari mereka.

Muhammad saw. Penutup Para nabi (11)




*         Rasulullah saw. di Thaif.
Kecongkakan dan kekejaman serta penyiksaan orang Quraisy terhadap kaum muslimin semakin menjadi-jadi. Maka Rasulullah saw. berpikir untuk pergi ke Thaif, barangkali di sana beliau bisa menunjukkan mereka kepada Islam, sedangkan untuk pergi ke Thaif bukanlah suatu hal yang ringan karena sulitnya jalan yang harus dilalui, mendaki gunung, menuruni tebing dan melewati padang sahara nan luas. Namun penerimaan dan penolakan penduduk Thaif terhadap Rasulullah saw. buruk sekali. Mereka tidak mendengarkannya, bahkan mereka mengusirnya dan membujuk anak-anak kecilnya, sehingga mereka melemparinya dengan batu hingga kedua tumitnya. Maka beliau kembali dengan tangan hampa ke Makkah. Beliau sangat bersedih hati dan ketika itulah Jibril mendatanginya bersama malaikat penjaga gunung. Kemudian Jabril berkata kepada Rasulullah saw.: Sesungguhnya Allah mengiramkan kepadamu malaikat penjaga gunung agar kamu menyuruhnya sekehendakmu. Maka malaikat penjaga gunung berkata: Wahai Muhammad, jika engkau setuju, aku akan menjatuhkan al akhsyabain (dua gunung yang mengelilingi Makkah) kepada mereka. Namun Rasulullah saw. menjawab: "Justeru aku berharap Allah mengeluarkan dari tulang sulbi mereka orang yang menyembah kepada Allah wahdah yang tak ada sekutu apapun dengan-Nya". Demikianlah besarnya kesabaran dan kasih-sayang Rasulullah saw. terhadap kaumnya kendatipun dengan imbalan penderitaan yang tiada tara yang beliau terima dari mereka.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (10)




*         Tahun Bersedih.
       Penyakit ganas mulai menyerang seluruh tubuh Abu Thalib, pamanda Rasulullah saw. dan memaksanya terkapar di atas tikar. Kondisi tersebut tidak berlangsung lama, sebab Abu Thalib telah mengalami sakaratul maut, sedangkan Rasulullah saw. berada di arah kepalanya mengharap pamannya membaca لا اله الا الله sebelum meninggal dunia. Namun kelompok jahat yang ada di sisinya, terutama Abu Jahal melarangnya dan berkata: Apakah engkau akan meninggalkan agama orang-orang tua dan nenek-moyangmu? Apakah engkau membenci agama Abdul Muththalib? Pertanyaan ini terus dilancarkan hingga Abu Thalib mati dalam keadaan musyrik. Betapa berdukanya hati Rasulullah saw. atas meninggalnya sang paman secara kafir. Dua bulan berikutnya setelah meninggalnya Abu Thalib, Khadijah, sang istri tercinta meninggal dunia. Maka betapa bertambah sedih hati Rasulullah saw. Sedih hati sedih, sedih sangat sedih, cobaan tumpang tindih silih berganti.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (9)




*         Hijrah ke Habasyah.
Karena terus-menerusnya orang-orang musyrik menganiaya orang yang manampakkan keislamannya, khususnya mereka yang lemah, maka para sahabat meminta kepada Rasulullah saw. untuk berhijrah membawa agamanya ke Habasyah berlindung kepada raja Najasyi, dengan harapan di sana mereka menemukan kedamaian, khususnya mayoritas kaum muslimin mengkhawatirkan diri dan keluarga mereka dari orang-orang Quraisy. Maka Rasulullah saw. mengijinkan mereka dan hal itu terjadi pada tahun kelima dari pengutusan, maka dari kaum muslimin berangkat sekitar tujuh puluh orang bersama keluarga mereka. Di antara mereka adalah Usman bin Affan dan istrinya, Ruqaiah binti Rasulullah saw. sedangkan orang-orang Quraisy berusaha untuk merusak kedudukannya di Habasyah. Mereka mengirimkan hadiah kepada sang raja dan meminta agar menyerahkan pelarian-pelarian itu kepada mereka. Mereka juga mengatakan bahwa kaum muslimin mencaci-maki Isa as. Dan ibundanya, Maryam. Ketika sang raja Najasyi bertanya kepada kaum muslimin tentang hal tersebut, maka mereka menjelaskan apa yang dikatakan oleh Al Qur-an tentang Isa as. serta menjelaskannya secara benar dan membacakan surat Maryam. Maka sang raja percaya kepada kaum muslimin dan menolak menyerahkan mereka kepada orang-orang Quraisy. Sang raja menjadi iman dan menyatakan keislamannya.
Pada bulan Ramadhan dari tahun yang sama, Rasulullah saw. keluar mendatangi orang-orang di masjidil haram. Beliau berdiri di depan mereka dan membaca surat An Najm. Di sana terdapat kelompok besar dari orang-orang Quraisy. Orang-orang kafir itu belum pernah mendengar kalamullah sebelumnya lantaran uslub mereka yang secara terus-menerus menekan untuk tidak mendengarkan apapun dari Rasulullah saw.. Maka ketika beliau mendatangi mereka secara tiba-tiba dengan membacakan surat ini dan mengetuk kuping-kuping mereka dengan kalam ilahi yang memikat, maka masing-masing mereka mendengarkan beliau. Tak ada yang terjadi dengan keberadaan mereka selain mendengarkan, sehingga ketika beliau membaca ayat: "Maka bersujudlah kepada Allah dan menyembahlah" mereka bersujud hingga seakan-akan mereka tidak memiliki dirinya, karena mereka semua bersujud.
 Orang-orang Quraisy terus memusuhi dakwah Rasulullah saw. dengan berbagai ­uslub yang bermacam-macam, seperti menganiaya, menghalangi, mengintimidasi dan memperdaya. Namun semua itu tidak berpengaruh kecuali bertambah kuat pegangan mereka terhadap Agama Islam dan bertambah pula jumlah kaum muslimin. Kemudian mereka menggunakan uslub yang baru di dalam memusuhi Islam, seperti menulis sebuah selebaran yang ditanda tangani bersama mereka dan menempelkannya di dalam Ka'bah yang isinya adalah intimidasi atau ancaman pemutusan secara total terhadap kaum muslimin dan Bani Hasyim, sehingga mereka tidak mengadakan jual beli dengan kaum muslimin, tidak mengadakan perkawinan, tidak saling membantu dan tidak pula berkominikasi. Kaum muslimin dipaksa untuk keluar dari Makkah menuju sebuah kampung yang namanya "Kampung Abu Thalib". Di sana kaum muslimin dianiaya secara kejam dan dibiarkan kelaparan dan kehausan. Orang-orang yang mampu di antara kaum muslimin ada yang mencurahkan hartanya, bahkan Khadijah menafkahkan seluruh hartanya. Dampak dari kondisi ini adalah menyebarnya berbagai penyakit yang membinasakan, namun mereka tetap diam dan bersabar serta tak seorang pun dari mereka yang kembali dan pengepungan ini berlangsung selama tiga tahun, hingga sebuah kelompok dari orang-orang Quraisy yang terkenal yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Bani Hasyim merusak apa yang ada di dalam selebaran tersebut dan mengumumkan hal tersebut kepada kelompok. Maka ketika mereka mengeluarkan selebaran, mereka menemukan bahwa selebaran tersebut telah dimakan rayap dan tak ada yang tersisa kecuali ungkapan باسمك اللهم (Dengan namamu ya Allah). Semenjak itu selesailah krisis dan kaum muslimin dan Bani Hasyim kembali ke Makkah. Namun orang-orang Quraisy tetap pada pendiriaannya yang zalim dalam memusuhi Islam.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (8)




*          Dakwah jahriah (secara terang-terangan).
Setelah Rasulullah saw. melewati beberapa tahun dalam berdakwah secara individu dan rahasia, maka Allah menurunkan ayat: "Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik" (QS. Al Hijr: 94). Maka pada suatu hari Rasulullah saw. berdiri di bukit Shafa memanggil penduduk Makkah dan seraya berkumpulah kelompok yang besar. Di antara mereka adalah pamannya, Abu Lahab, orang yang paling memusuhi Allah dan Rasulnya. Ketika orang-orang berkumpul, Rasulullah saw. berkata: "Apakah engkau tahu jika aku memberitahukan kepadamu bahwa di belakang gunung ini ada musuh yang mengintai kamu ataukah engkau membenarkanku? Mereka berkata: Kami tidak berjanji kepadamu selain jujur dan dapat dipercaya. Rasulullah berkata: "Sesungguhnya aku mengingatkanmu tentang azab yang dahsyat" Kemudian Rasulullah saw. pergi berdoa kepada Allah untuk mereka dan menyingkirkan apa yang mereka ada di dalamnya, seperti menyembah berhala. Seraya Abu Lahab keluar dari kerumunan orang dan berkata: Sialan kamu Muhammad. Apakah hanya untuk ini kamu mengumpulkan kami? Maka Allah menurunkan ayat yang dibaca hingga hari kiamat: "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal" (QS. Al Lahab: 1-5).
Rasulullah saw. terus berdakwah dan mulai berterang-terangan di tempat-tempat kerumunan manusia. Beliau melaksanakan salat di Ka'bah dan menghadiri perkumpulan-perkumpulan manusia. Bahkan mendatangi orang-orang musyrik di pasar-pasar mereka untuk mengajak mereka kepada Islam. Sungguh, beliau mendapatkan penganiayaan yang tiada tara, sebagaimana penganiaayan orang-orang kafir terhadap orang-orang yang masuk Islam bersama beliau. Oleh karena itu, Yasir dan Sumaiah tidak mendapatkan anaknya, Ammar, sebab kedua orang tua ini mati syahid lantaran beratnya penyiksaan. Jadi, Sumaiah adalah syahidah (perempuan yang mati syahid) yang pertama kali di dalam Islam. Demikian juga Bilal bin Rabah Al Habsyi mendapatkan penyiksaan dari Umaiah bin Khalaf dan Abu Jahal.
Bilal masuk Islam dari perantaraan Abu Bakar dan ketika majikannya, Umaiah bin Khalaf, mengetahuinya, maka ia menggunakan segala cara penyiksaan agar Bilal meninggalkan Islam. Namun Bilal tidak mau, bahkan tetap berpegang teguh kepada agamanya. Maka, Umaiah membawanya ke luar Makkah dalam keadaan terikat dengan tali dan meletakkan batu besar di atas dadanya. Setelah diletakkan di atas pasir yang panas, kemudian secara bergantian Umaiah dan pengikutnya memukulinya, sedangkan Bilal berteriak-teriak: "Seseorang-seseorang", hingga Abu Bakar melewatinya, sedangkan Bial dalam keadaan tersebut, maka Abu Bakar membelinya dari Umaiah, lalu memerdekakannya secara bebas fi sabilillah.
 Akibat dari adanya tekanan-tekanan tersebut, maka Rasulullah saw. melarang kaum muslimin memperlihatkan keislaman mereka, sebagai mana berkumpul dengan mereka secara rahasia, sebab jika mereka berkumpul secara terbuka, maka orang-orang musyrik menjaga jarak antara dia dan apa yang diinginkan dari pengajaran dan petunjuk mereka, bahkan bisa jadi mengakibatkan mushadamah atau tubrukan antara dua kelompok dan jelas tuburkan ini akan mengakibatkan hancur dan binasanya kaum muslimin lantaran minimnya jumlah dan bilangan mereka. Maka yang lebih baik adalah bersembunyi. Adapun Rasulullah saw. menampakkan dakwah dan ibadah beliau di antara orang-orang musyrik kendatipun beliau mendapatkan penganiayaan dari orang-orang kafir Quraisy.

Rabu, 28 Oktober 2009

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (7)




*         Kenabian Muhammad saw.
Pada usia yang mendekati empat puluh tahun, beliau lebih banyak menyendiri dan ber-khalwat di gua khira, di sebuah gunung yang terletak di dekat Makkah. Beberapa hari dan beberapa malam dia berada di dalamnya dengan beribadah kepada Allah dan pada malam ke dua puluh satu Ramadhan, sedangkan dia masih berada di dalam gua dan pada usia empat puluh tahun, datanglah Malaikat Jibril as. Dan berkata kepadanya: Bacalah! Nabi Muhammad menjawab: Aku tidak bisa membaca. Kemudian Jibril mengulangi perkataannya kedua dan ketiga. Pada kali yang ketiga Jibril berkata kepada Muhammad: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dis telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Mahamulia. Yang mengajarkan (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya" (QS. Al 'Alaq: 1-5). Kemudian Jibril pergi darinya dan Muhammad tidak mampu bertahan di gua Hira, maka kembalilah dia ke istrinya, Khadijah, dengan hati yang goncang seraya berkata kepada istrinya: zammiluni, zammiluni (selimuti aku, selimuti aku), maka istrinya pun menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya. Kemudian menceriterakan kepada Khadijah tentang apa yang di dapatkannya, lalu berkata: "Sungguh aku takut akan diriku". Khadijah berkata: Jangan begitu, Allah tidak akan merendahkanmu selamanya. Sesungguhnya engkau penyambung kerabat, pemikul beban orang lain yang mendapatkan kesusahan, pemberi orang papa, penjamu tamu dan pendukung stiap upaya penegakan kebenaran.
Setelah selang beberapa waktu, Nabi Muhammad saw. kembali ke gua hira untuk melanjutkan ibadahnya di dalamnya. Seelah elesai dari ibadahnya, dia turun dari gua untuk kembali ke Makkah, dan ketika sampai di tengah-tengah lembah, Jibril datang kepadanya sambil duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Lalu menyampaikan wahyu kepadanya: "Wahai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan. Dan agungkanlah Tuhanmu. Dan bersihkanlah pakaianmu. Dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji" (QS. Al Muddatstsir: 1-5). Setelah itu, wahyu datang secara terus menerus.
Ketika Nabi Muhammad saw. memulai dakwahnya, istrinya yang mulia langsung memenuhi panggilan keimanan. Lalu dia bersaksi dengan ke-Esaan Allah swt. dan bersaksi kepada suaminya yang mulia dengan kenabian. Jadi, Khadijah adalah orang yang pertama kali masuk Islam. Kemudian Rasulullah berbicara kepada sahabat karibnya, Abu Bakar ra. maka Abu Bakar beriman dan membenarkan tanpa ragu-ragu. ……
 Rasulullah saw. terus melakukan dakwah sirriah (secara rahasia) dan kaum muslimin menyembunyikan Islam mereka, sebab jika salah seorang saja dari mereka menampakkan keislamannya, niscaya akan mendapatkan penyiksaan yang sangat kejam dari orang-orang kafir Quraisy, karena mereka menolak Islam.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (6)




*         Pembelahan Dada Muhammad saw.
Pada suatu hari, ketika Muhammah saw. telah mendekati usia empat tahun, dan ketika bermain-main bersama saudara sesusuannya, anak Halimah as Sa'diah, jauh dari rumah, anak Halimah lari-lari datang kepada ibunya dan wajahnya nampak pucat pasi, meminta kepada ibunya untuk mencari saudara, Muhmaad. Maka ibunya bertanya ada apakah gerangan? Dia menjawab: Dua orang berpakaian serba putih mengambil Muhammad dari kita lalu membaringkannya dan membelah dadanya. Sebelum cerita anaknya selesai, Halimah bergegas menuju Muhammad saw. dan dengan wajah pucat pasi, Halimah melihat Muhammad duduk termangu di tempatnya. Seraya halimah menanyakan apa yang telah menimpa Muhammad. Muhammad menjawab bahwa dia baik-baik saja, lalu menceriterakan kepada Halimah bahwa dua orang berpakaian serba putih mengambilnya dan membelah dadanya, kemudian mengeluarkan hatinya dan membersihkan dari daging hitam yang melekat lalu membuangnya, kemudian mencuci hatinya dengan air dingin lalu mengembalikannya ke dalam, kemudian mengusap dadanya lalu meniggalkan tempat dan menghilang.
Halimah pulang bersama Muhammad, dan pada hari berikutnya, Halimah membawa Muhammad kepada ibundanya di Makkah dan Aminah tercengang heran atas kembalinya Halimah yang bukan waktunya. Aminah menanyakan tentang sebabnya, lalu Halimah menceriterakan tentang peristiwa pembelahan dada Muhammad saw.
Aminah berangkat bersama anak yatimnya ke Madinah untuk mengunjungi famili-familinya dari Bani Najjar dan tinggal di sana beberapa hari. Di dalam perjalanan kembali ke Makkah, dia menemui ajalnya di suatu tempat bernama Abwa dan di sana pula dia di makamkan. Di tempat inilah Muhammad berpisah dengan ibunya, sedangkan dia berusia enam tahun. Kakeknya, Abdul Muththalib-lah yang mengambil alih segalanya, merawat dan menanggungnya serta menyayanginya.
Pada usia ke delapan, kakeknya, Abdul Muththalib meninggal dunia, kemudian dia dirawat oleh pamannya, Abu Thalib, meski dengan keluarga yang banyak dan penghidupan yang pas-pasan. Pamannya merawatnya dan demikian juga istrinya, sebagaimana anak-anaknya sendiri. Oleh karenanya, anak yatim ini sangat bergantung kepada pamannya hingga menjadi besar. Dalam suasana demikian, mulailah Muhammad terbentuk kepribadiannya dan tumbuh di atas prinsip sidiq (kejujuran) dan anamah (dapat dipercaya) hingga kedua prinsip ini menjadi laqab (julukan) yang terkenal, sehingga jika dikatakan: Telah datang al amin, atau: Telah datang as sadiq, maka jelas itu adalah Muhammad saw.
Setelah Muhammad saw. menjadi remaja dan agak dewasa, mulailah dia bertumpu kepada dirinya sendiri dalam hal kehidupan dan penghidupannya. Dia mulai mencari pekerjaan hingga menjadi seorang pegembala kambing bagi bangsa Quraisy dengan imbalan upah yang sangat kecil. Dia juga bergabung dalam perjalanan menuju Syam. Ketika itu dia bergabung bersama Khadijah binti Khuwailid, seorang janda yang kaya-raya. Sedangkan wakilnya dalam perjalanan itu adalah Maisarah, budaknya dan pengelola hartanya. Dengan berkat Rasulullah saw. dan amanah-nya, perdagangan Khadijah mendapatkan keuntungan yang luar biasa yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Maka Khadijah bertanya kepada budaknya, Maesarah, tentang penyebab keuntungan yang melimpah-ruah ini. Maesarah menceriterakan bahwa sesungguhnya Muhammad bin Abdillah-lah yang melaksanakan proses penawaran dan penjualan, dan penawaran tersebut mendapatkan sambutan dari para pembeli, sehingga keuntungan yang melimpah-ruah itu bukanlah didapatkan dari cara yang zalim. Khadijah mendengarkan ceritera budaknya, Maesarah, sedangkan dia telah mengetahui dari Muhammad saw. beberapa hal. Maka bertambah besar kekagumannya terhadap Muhammad dan berminat untuk kawin dengannya.
 Khadijah mengutus salah seorang kerabatnya untuk mempelajari keinginannya dalam dalam hal ini, sedangkan Muhammad saw. berusia dua puluh lima tahun. Datanglah seorang perempuan kepada Muhammad menawarkan kawin dengan Khadijah dan Muhammad menerimanya. Maka terjadilah perkawinan antara Muhammad dan Khadijah. Keduanya merasa bahagia dan untuk selanjutnya, Muhammad-lah yang memegang managemen kekayaan Khadijah. Terbukti ketangkasan dan kemampuannya. Setelah berjalan beberapa tahun, berturut-turut Khadijah dikarunia beberapa anak laki-laki dan perempuan, yaitu: Zaenab, Ruqaiah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Sedangkan yang laki-laki adalah Qasim dan Abdullah, yang keduanya meninggal dunia di saat masih kecil.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (5)




*         Penyusuan Nabi Muhammad saw.

Setelah Nabi  Muhammad saw. dilahirkan, maka disusui oleh Tsuwaibah, budak perempuan dari paman Nabi, Abu Lahab. Perempuan ini sebelumnya pernah menyusui paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muththalib. Oleh sebab itu, sesungguhnya Hamzah adalah akhun minar radha'ah (saudara sesusu) dengan Nabi Muhammad saw. Dan menurut tradisi bangsa Arab, bahwa mereka menyusukan anak-anaknya kepada penduduk sahara (badui) agar pertumbuhan jasmaniahnya menjadi cepat dan sehat. Kemudian Nabi Muhammad dipindahkan ke susuan yang lain. Pada saat itu, di mana Muhammad dilahirkan, sekelompok kaum wanita Bani Saad datang berduyun-duyun ke Makkah untuk mencari bayi-bayi yang hendak disusukan. Mereka berkeliling dari rumah ke rumah dan mereka semua menolak kepada Muhammad karena yatim dan miskin. Di antara wanita-wanita yang menolak kepada Muhammad adalah Halimah as Sa'diah, namun serelah berkeliling dari rumah ke rumah, dia tidak mendapatkan seorang bayi yang hendak disusukan dari keluarga yang kaya yang diserahkan kepadanya, agar dengan upahnya dia bisa meringankan kehidupannya dari kesengsaraan, kemiskinan dan khususnya pada usianya yang menarik untuk itu, maka dia berpikir untuk kembali ke rumah Aminah dengan rela terhadap bayi yang yatim dan dengan upah yang kecil. Sungguh, Halimah datang ke Makkah bersama suaminya di atas keledai yang kurus-kering dan langkah gontai. Pada saat perjalanan kembali pulang, Halimah meletakkan Rasulullah saw. pada pangkuannya dan keledai itu berlari kencang mendahului semua binatang sehingga membuat heran teman-teman seperjalanan.

Sebagaimana yang dituturkan oleh Halimah, bahwa teteknya tidak mengalirkan air susu kecuali sedikit, sehingga bayinya yang disusui selalu menangis karena sangat lapar. Namun ketika teteknya diisap oleh Rasulullah saw. mengalirlah air susu yang deras. Pada saat itu daerah Bani Saad sedang mengalami paceklik, namun ketika mendapatkan kehormatan penyusuan terhadap bayi ini, maka tanahnya menjadi subur-makmur, gemah ripah loh jinawe. Semua kondisinya berubah, dari kesengsaraan dan kemiskinan menjadi kemewahan dan kekayaan.
 Muhammad saw. berada dalam perawatan Halimah selama dua tahun dan dia sangat simpati terhadap Muhammad. Dia merasakan dari lubuk hatinya yang sangat dalam akan sesuatu dan kondisi yang luar biasa meliputi bayi ini. Setelah dua tahun ini, Halimah membawa Muhammad kepada ibu dan kakeknya di Makkah. Namun Halimah yang mengetahui berkah Muhammad saw. yang mengubah kondisinya, meminta kepada Aminah agar Muhammad tetap berada di sisinya untuk kedua kalinya. Aminah pun sepakat dan kembalilah Halimah ke daerah Bani Saad bersama bayi yatim ini. Hatinya berbunga-bunga dan betapa bahagainya Halimah as Sa'diah.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (4)


*         Kisah Al Fiil (Gajah).
Pada hari itu, Abrahah Al Habsyi, wakil raja Najasyi di Yaman, ketika melihat bangsa Arab berduyun-duyun datang melakukan haji di Ka'bah di Makkah dan mengagungkannya serta mereka datang dari tempat yang sangat jauh, dia membangun gereja besar di San'a (ibukota Yaman) untuk memalingkan jamaah haji Arab kepadanya. Hal tersebut terdengar oleh salah seorang dari bani Kinanah (salah satu qabilah di Arab) dan pada suatu malam dia masuk menyelinap ke dalam gereja, lalu mengotori dinding-dindingnya dengan kotoran tinja. Maka ketika Abrahah tahu hal tersebut, marah dan murka seketika. Lalu menyiapkan pasukan yang besar yang terdiri dari enam puluh ribu prajurit, berserta sembilan ekor gajah, berangkat menuju Makkah untuk menghancurkan Ka'bah. Abrahah sendiri memilih untuk dirinya seekor gajah yang paling besar. Dan ketika telah dekat ke Makkah, maka tentaranya bersorak-sorai dan bersiap-siaga memasuki Makkah. Namun, gajah-gajah itu diam tak mau bergerak maju. Ketika dibelokkan ke arah lain, gajah-gajah itu lari kencang dan jika dibelokkan ke arah Ka'bah, berhenti lagi. Dan ketika mereka demikian, Allah mengutus burung-burung Ababil unruk melempari mereka dengan batu-batu kecil yang dibakar di dalam neraka Jahannam. Masing-masing burung membawa tiga bijih batu. Satu bijih berada di paruhnya dan yang dua bijih berada di kedua kakinya. Batu-batu itu sebesar jagung yang tak seorang pun dari mereka terkena lemparan kecuali anggauta-anggauta tubuhnya hancur berkeping-keping hingga binasa. Maka, mereka lari tunggang-langgang dan adapun Abrahah, maka Allah mengirimkan penyakit yang dengannya jari-jemarinya saling berjatuhan hingga sampai di San'a dengan penderitaan yang tiada tara dan matilah ia di sana.
 Adapun orang-orang Quraisy, mareka berhamburan ke bukit-bukit dan bersembunyi di balik gunung-gunung karena takut dari tentara gajah. Dan ketika terjadi apa yang telah terjadi, maka mereka kembali ke rumah-rumah mereka dengan aman. Peristiwa ini terjadi sebelum lahirnya Nabi Muhammad saw. selang lima puluh hari.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (3)




*         Anak Sembelihan.
Adalah orang-orang Quraisy mengagungkan Abdul Muththalib, kakek Nabi Muhammad saw. karena keturunan dan kekayaannya. Maka pada suatu hari, Abdul Muththalib ber-nazar, jika Allah memberi rezeki dengan sepuluh anak laki-laki, maka dia akan menyembelih salah satu di antara mereka sebagai pendekatan diri kepada Tuhan. Dan sempurnalah apa yang ia inginkan, yakni dikaruniai sepuluh anak laki-laki dan di antara mereka adalah Abdullah, ayahanda Nabi Muhammad saw. Ketika hendak melaksanakan nazar-nya, maka Abdul Muththalib mengadakan undian di antara anak-anaknya dan ternyata yang keluar dalam undian adalah Abdullah. Dan ketika dia hendak menyembelih Abdullah, orang-orang berdiri di depannya dan melarangnya hingga yang demikian itu tidak menjadi tuntunan bagi manusia. Kemudian mereka bersepakat untuk mengundi antara Abdullah dengan sepuluh ekor onta sebagai tebusan baginya. Ketika diundi, keluarlah nama Abdullah. Lalu bilangan onta ditingkatkan dan pada undian yang selanjutnya keluar nama Abdullah. Mereka menambuh bilangan onta dan setiap undian keluar nama Abdullah, sehingga bilangan onta genap seratus ekor, baru kemudian keluarlah onta dalam undian. Kemudian Abdullah menyembelih keseluruhan onta sebagai tebusan untuk Abdullah.
 Sungguh, Abdullah adalah anak Abdul Muththalib yang paling dicintai, khususnya setelah penebusan dan setelah Abdullah tumbuh menjadi besar, maka ayahandanya memilihkan untuknya seorang gadis dari Bani Zuhrah, yang bernama Aminah binti Wahab, lalu dikawinkan dengannya. Aminah telah hamil dan setelah tiga bulan dari kehamilannya, Abdullah keluar bersama rombongan dagang ke Syam dan di tengah perjalanan kembali, dia jatuh sakit, lalu menetap di Madinah bersama bibik-bibiknya dari Bani Najjar. Di sana dia menemui ajalnya dan di sana  pula dia dimakamkan.
 Sempurnalah masa-masa kehamilan dan Muhammad saw. dilahirkan pada hari Senin. Namun, di sana tak ada ketentuan yang pasti untuk hari dan bulan di mana beliau dilahirkan. Ada yang mengatakan, bahwa beliau dilahirkan pada sembilan Rabiul Awal. Ada yang mengatakan, dua belas Rabiul Awal. Ada yang mengatakan pada bulan Ramadhan. Dan ada yang mengatakan lain. Semua itu pada tahun 571 Miladiah, yaitu tahun yang disebut dengan tahun fiil (gajah).

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (2)

 .


*         Kondisi Arab Sebelum Pengutusan.
Adalah watsaniah (menyembah berhala) menjadi agama yang dominan bagi bangsa Arab dan lantaran mereka menetapi menyembah berhala yang menyalahi agama yang lurus, maka zaman mereka dinamakan jahiliah (zaman kebodohan). Berhala yang paling terkenal yang mereka sembah selain Allah adalah lata, 'uzza, mannah dan hubal. Namun di antara orang-orang Arab ada yang memeluk Yahudi, Nasrani atau Majusi, bahkan di antara mereka ada sekelompok kecil yang masih berpegang kepada hanifiah, yaitu millah atau agama Ibrahim as.
 Adapaun kehidupan ekonomi, maka orang-orang badui berpegang teguh secara penuh kepada kekayaan binatang yang menekuni pengembalaan. Soko guru perekonomian mereka adalah pertanian dan perdagangan, dan sebelum munculnya Islam, Makkah adalah sentral perdagangan di Jazirah Arab, sebagaimana di sana terdapat peradaban pembangunan di berbagai tempat, seperti Madinah dan Thaif. Adapun dari segi kemasyarakatan, maka kezaliman tersebar luas, sehingga tak ada hak bagi yang lemah, anak-anak perempuan dibunuh, kehormatan tak ada harganya, yang kuat memangsa hak yang lemah, beristri tanpa batas, perzinaan bukan hal yang aib, perang antar kabilah terjadi di sana-sini, bahkan perang antara anak-anak kabilah itu sendiri. Itulah hukum rimba dan itulah selayang pandang realitas jazirah Arab sebelum munculnya Islam.
.

Muhammad saw. Penutup Para Nabi (1)




Judul Asli:محمد صلى الله عليه وسلم خاتم النبيين

Oleh: Al Jaliat, Zulfi, Saudi Arabia

Alih Bahasa: Drs. H. Mukmin Muhsin



*         Pendahuluan.

Di dalam risalah singkat ini kami menyajikan selayang pandang tentang sirah Nabi Muhammad saw. dan kepribadian beliau. Kami memandang dari celah-celahnya tentang mu'amalah dan uslub kehidupan beliau. Kami berdiri di atas metode dan dakwah beliau. Dan kami menghidupkan sebagian saksi kehidupan beliau afdhalus salah wa azkat taslim. Hidup bersama Muhammad saw., sebagai seorang rasul, seorang manusia, seorang guru dan seorang pendidik, kita menerima teladan, kita mengambil pelajaran dan kita membersihkan jiwa dengan sirah yang harum itu, yaitu sirah seorang penutup para anbia dan mursalin yang diutus oleh Allah untuk memberikan petunjuk dan kabar gembira dengan izin Allah kepada jalan yang lurus.

Beliau datang untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia. Menunjukkan kepada amal-amal yang baik dan mengeluarkan manusia dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya, dari penyembahan terhadap berhala menuju pengabdian kepada tuhan rabbul a'la. Kita mengambil lentera darinya untuk kita berjalan di atasnya, kita mencari petunjuk dengannya dan kita meniti jejak-jekajnya.